Mengenali Potensi Diri dan Sifat-Sifat yang Harus Dimiliki



Menurut Ki Hajar Dewantara

Kali ini saya akan mengulas kembali materi perkuliahan Filsafat Pendidikan dari dosen saya yang bernama Moh Aniq KHB S.Pd., M.Hum.Anak pada jaman milenial ini memiliki mental yang rapuh Contoh ketika orang tua memarahi si anak dalam kebaikan si anak menanggis,digertak sedikit nangis.Anak memiliki mental yang rapuh juga dikarenakan oleh adanya HAM (Hak Asasi Manusia).Jika dulu mengambil rapot adalah tanggung jawab anak namun sekarang rapot(hasil belajar) akan diberikan ke orang tua.Sehingga anak sekarang tidak memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki rasa mental yang lemah. Seharusnya yang dilakukan orang tua adalah mendewasan cara berpikir anak bukan memanjakannya
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan di Indonesia yang memiliki banyak pemikiran yang sangat brilian.Diantara dia mengemukakan tentang jiwa pemimpin diantara yaitu ada Tetep,Antep lan Mantep
1.       Tetep
Artinya mempunyai keteguhan pikiran, tidak mudah goyah, mempunyai ketetapan pikiran dan pendapat tentang suatu yang telah diyakininya, tidak mudah termakan isu, tidak mudah diombang ambingkan, sikap tegas, apa yang dikatakan itu yang diyakini dan benar. Orang yang mempunyai keteguhan pikiran artinya tidak mudah goyah, sehingga pemikirannya berkualitas dalam hasil akhir sehingga saat disampaikan ke orang lain akan berbobot. Pikiran yang telah diyakini kebenarannya, itu harus dilaksanakan dalam satuan tugasnya, dengan sikap cinta kasih penuh kelembutan dan pengertian, Masyarakat pasti menurutinya dengan hati yang senang, malahan mereka tidak merasa diperintah atau dipengaruhi, namun malahan membantu dalam mendukung dengan setulus dan sepenuh hati
2.       Antep
artinya memiliki bobot atau mutu yang kuat.ketika memiliki pemikiran yang ingin dicapai.Seseorang juga harus  memiliki boto atau mutu dalam hal ini artinya memiliki ilmu yang tinggi atau berwawasan tinggi tidak mungkin jika ingin mencapai sesuatu tidak memiliki bekal sama sekali.Sama saja pekerjaannya kan sia-sia.. berisi, berilmu, berpengetahuan. Setiap kesempatan pemimpin harus belajar apa saja, untuk bekal pergaulan dna keberhasilan kepemimipinan. Beliau mengatakan, sebenarnya orang yang bijak sana itu ialah oran gyang banyak membaca. Kiranya ini benar dan dicamkan oleh generasi muda, karena memang ilmu itu didapatkan dari buku-buku. Ilmu apa saja dibaca kalau ingin pandai. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bahasa jawa "Digdoyo tanpo aji", artinya orang itu sakti mandraguna tetapi tidak dengan jampi-jampi atau jimat-jimat. tetapi sakti karena ilmu pengetahuan.
3.       Mantep
Artinya yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik. produksi akal pikiran berkualitas dan hasil akhir. Ketika sudah memiliki keyakinan yang kuat dan memiliki ilmu yang banyak maka hasilnya akan berkualitas. Dalam penugasan dimanapun ditugaskan harus mantep, siap dan berangkat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini